Sabtu, 12 Oktober 2013

Cerpen Seorang Gadis Memperjuangkan Cita-cita


Cerpen Seorang Gadis Memperjuangkan Cita-cita

Sebuah cerpen mengisahkan tentang seorang Gadis berusia 17 tahun yang dengan kegigihannya untuk mendapatkan sebuah pekerjaan dengan harapan dia bisa melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi usai lulus dari sekolah menengah atas (SMA).

Berikut cerpen sosial kisah seorang Gadis tangguh dalam mengejar impiannya. Semoga mampu menginspirasi Anda.

Mia, seorang remaja berusia 17 tahun dari keluarga sederhana dalam kegigihannya untuk mewujudkan cita-citanya dengan harapan dia mampu membuat Ibunya bangga, karena Mia telah ditinggal Ayahnya sejak dia masih berumur 4 bulan.

Mia lulus sekolah menengah atas (SMA) diusianya yang ke 17 tahun. Keinginan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi harus tertunda lantaran dia tidak memiliki uang untuk biaya studi di perguruan tinggi. Demi mewujudkan harapannya untuk melanjutkan pendidikannya Mia mau menunda untuk mencari pekerjaan untuk biaya studi di perguruan tinggi.

Dengan kondisi keluarga yang hidup sederhana, dan Ibu hanya seorang Ibu Rumah tangga, sulit bahkan tidak mungkin bagi Mia untuk meminta Ibunya membiayai pendidikannya di perguruan tinggi. Satu-satunya jalan agar tetap bisa melanjutkan pendidikan adalah dengan mencari biaya sendiri. Diusianya yang masih sangat muda dan belum berbekal pengalaman kerja tentunya sulit bagi Mia untuk bisa mendapatkan perkerjaan.

Sulitnya kondisi Mia tidak membuat Gadis ini patah semangat. Mia terus berusaha memperjuangkan keinginannya. Dia sadar bahwa pendidikan sangat penting baginya. Dia terus berusaha mendapatkan pekerjaan dengan kondisinya yang kurang mendukung. Berbulan-bulan Mia terus berusaha mencari pekerjaan, namun belum juga mendapatkannya. Kegigihan Mia dalam berusaha terus dia lakukan.

Selama berbulan-bulan hingga hampir memasuki 3 bulan setelah Dia lulus dari Sekolah lanjuta tingkat akhir.Kegigihan Mia selama itu mencari pekerjaan akhirnya terbayar. Dia lantas mendapatkan telepon dari sebuah perusahaan dimana tiga hari sebelumnya dia memasukkan lamaran. Informasi lowongan kerja tersebut dia dapat dari tetangganya yang dekat dengan ibu Dia. Pekerjaan yang selama ini dia harap-harapkan akhirnya selangkah lagi dia dapatkan.

Mia mendapatkan panggilan interview. Dia diwawancarai oleh HRD tempat dimana dia memasukkan lamaran. Hampir 30 menit dia menjalani sesi tanya jawab dengan HRD tersebut. Kendati belum memiliki pengalaman kerja, namun Mia bisa menjawab dengan baik setiap pertanyaan yang diajukan oleh HRD tersebut. 30 menit berselang Mia lantas keluar dari ruangan interview. Mia keluar dari kantor tersebut untuk pulang.

Besoknya, kabar gembira menghinggapi Mia. Dia mendapatkan kabar kalau dia diterima diperusahaan tersebut. Mia langsung diperintahkan masuk kerja keesokan harinya setelah mendapatkan konfirmasi diterima sebagai karyawan baru diperusahaan tersebut.

Setahun dia bekerja. Untuk mengmpulakan biaya pendaftaran masuk di perguruan tinggi bertepatan dengan pembukaan/pendaftaran mahasiswa baru. Dia pun lantas mendaftarkan diri di sebuah kampus swasta dan mengambil kelas malam karena siangnya dia bekerja. Akhirnya dia berhasil merealisasikan harapannya untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

Pesan sosial dari cerpen diatas

Jika Mia mudah putus asa, tidak sabaran dan lemah, maka dia tidak akan bisa melanjutkan studinya. Kegigihan dan perjuangan yang dijalaninya tanpa rasa lelah akhirnya membuat dia berhasil mewujudkan cita-citanya.

Terkadang kondisi seseorang memang terlihat kurang baik, bahkan sangat sulit. Namun, kita bisa berusaha untuk membuat kondisi tersebut menjadi berbeda. Berusaha, berjuang dan berdo'a, maka Allah S.W.T akan membuka jalan buat kita.

‘’amiiiiinnn Ya Raball Alamin’’